Pengalaman
yang masih membekas dihati saat ini adalah ketika saya teringat kegagalan saya
masuk PTN. Mungkin bukan Cuma saat ini, tapi akan selalu saya ingat. Masih
teringat sekali saat itu saya melihat pengumuman hasil test di warnet. Perasaan
takut, khawatir pun menjadi satu. Teman-teman saya bahkan sudah tak sabar
mendengar hasil test saya. Saya pun memberanikan diri untuk memasukkan nomor
ujian saya, saya juga sudah siap apapun yang akan terjadi nantinya. Saya mulai
mengklik dan hasilnya sudah muncul, tapi saya tutup mata karena tidak berani
untuk melihatnya, jantung saya pun berdegup kencang lalu akhirnya saya buka
mata dan hasil yang saya lihat adalah “Maaf, Anda masih gagal dalam test ini”.
Seketika itu pun badan saya jadi lemas, air mata saya pun mulai berjatuhan. Di
pikiran saya hanyalah orang tua saya, saya merasa sudah sangat gagal membahagiakan
mereka. Saya nangis terus di warnet, tak tau entah apa yang harus saya lakukan.
Mau hendak pulang kerumah pun sudah tak semangat lagi. Sepanjang perjalanan
menuju rumah, saya nangis terus saat mengendarai motor. Dan sesampainya di
rumah, saya langsung masuk ke dalam kamar lalu meluapkan semua kesedihan yang
saya rasakan. Saya merasa sudah tak berarti apa-apa lagi, karena yang dipikiran
saya adalah PTN yang saya inginkan.
Setelah
saya beri tahu tentang kegagalan saya masuk PTN kepada orang tua saya, hati
saya semakin hancur. Saya piker Orang tua saya akan marah, ternyata mereka
malah menguatkan saya, dan mereka bilang
bahwa keberhasilan itu bisa di peroleh di mana saja. Tapi tetap saja saya masih
sedih, kalau kata anak sekarang “galau”. Sejak itu, makan pun tak pernah terasa
enak. Berat badan pun mulai turun karena pola makan yang tak beraturan. Setelah
seminggu kemudian, saya pun mulai bangkit dari keterpurukan walau pun kegagalan
itu masih selalu terngiang dipikiran. Saya pun memutuskan untuk masuk PTS di
Jawa Barat. Karena saya pikir mungkin Tuhan hanya menempatkan saya PTS yaitu
Universitas Gunadarma. Saya pun cari tau banyak tentang PTS ini. Dan saya lihat
sudah berakreditas “A”, saya pun minta sama Tuhan agar semuanya di berikan
kelancaran. Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar.
Ternyata,
dengan kegagalan itu bisa membuat saya menjadi lebih sabar menghadapi semua
cobaan yang ada. Kegagalan itu kan kesuksesan yang tertunda, jadi mungkin saya
memperoleh kesuksesan itu bukan di universitas yang saya pilih dan yang saya
inginkan. Tapi, mungkin Tuhan punya rencana lain, Dia menakdirkan saya untuk
melanjutkan kuliah di universitas gunadarma. Mungkin disinilah tempat saya
untuk jadi orang sukses. Dan saya mendapat banyak pelajaran tentang arti kehidupan
di sini. Yang jauh berbeda di sumatera utara. Ternyata saya tidak salah masuk
ke universitas ini, karena menurut info yang saya
dengar, universitas
ini termasuk dalam 10 besar universitas terbaik di Indonesia. Dan semoga saya
lulus tepat waktu. Aamiin
0 komentar:
Posting Komentar