1. Dimensi struktur organisasi
Kompleksitas
Kompleksitas merujuk pada tingkat diferensiasi yang ada di dalam sebuah
organisasi. Diferensiasi horisontal mempertimbangkan tingkat pemisahan
horisontal di antara unit-unit. Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman
hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi tingkat sejauh mana lokasi
fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis. Peningkatan
pada masalah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas
sebuah organisasi.
Diferensiasi
horisontal
Diferensiasi horisontal merujuk pada tingkat diferensiasi antara unit-unit
berdasarkan orientasi para anggotanya, sifat dari tugas yang meeka laksanakan,
dan tingkat pendidikan serta pelatihannya.
Diferensiasi vertikal
Diferensiasi vertikal
Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman struktur. Diferensiasi meningkat,
demikian pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan hierarki di dalam
organisasi bertambah. Makin banyak tingkatan yang terdapat di antara top
management dan tingkat yang paling rendah, maka makin besar pula potensi
terjadinya distorsi dalam komunikasi, dan makin sulit mengkoordinasi
pengambilan keputusan dari pegawai manajerial, serta makin sukar bagi top
management untuk mengawasi kegiatan bawahannya.
Diferensiasi
spasial
Diferensiasi spasial merujuk pada tingkat sejauh mana lokasi dari kantor,
pabrik, dan personalia sebagai sebuah organisasi tersebar secara geografis.
Diferensiasi spasial dapat dilihat sebagai perluasan dari dimensi dan dan
diferensiasi horizontal dan vertikal. Artinya, adalah mungkin untuk memisahkan
tugas dan pusat kekuasaan secara geografis. Pemisahan ini mencakup penyebaran
jumlah maupun jarak.
Formalisasi
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu
distandardisasikan. Jika formalisasi rendah, perilaku para pegawai relatif
tidak terprogram. Karena kebijakan dari seseorang di dalam pekerjaannya
berbanding terbalik dengan jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi,
maka makin besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai
bagaiman suatu pekerjaan harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi
bukan hanya menghilangkan kemungkinan para pegawai untuk berperilaku secar
lain, tetapi juag menghilangkan kebutuhan bagi para pegawai untuk
mempertimbangkan aternatif.
Sentralisasi
Sentralisasi adalah yang paling problematis dari ketiga komponen. Sentralisasi
dinyatakan sebagai sejauh mana kekuasaan formal dapat membuat kebijaksanaan-kebijaksanaan
dikonsentrasikan pada satu individu, sebuah unit, atau suatu tingkat (biasanya
pada tingkat tinggi dalam organisasi), dengan demikian pegawai (biasanya berada
di bagian bawah organisasi) hanya memperoleh masukan yang minim dalam pekerjaan
mereka. Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat dimana pengambilan
keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi.
Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya spesialisasi yang tinggi, sedangkan
konsentrasi yang rendah menunjukkan adanya desentralisasi. Tingkat kontrol yang
dimiliki seseorang dalam seluruh proses pengambilan keputusan dapat digunakan
sebagai sebuah ukuran mengenai sentralisasi. Kelima langkah dalam proses
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: mengumpulkan informasi untuk
diteruskan kepada pengambil keputusan mengenai apa yang dapat dilakukan;
memproses dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk memberi saran kepada
pembuat keputusan mengenai apa yang harus dilakukan; membuat pilihan mengenai
apa yang hendak dilakukan; memberi wewenang kepada orang lain mengenai apa yang
hendak dilakukan.
2.Departementalisasi
Depertementasi atau departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan
cara pengelompokan kegiatan-kegiatan organisasi. Departementasi mencerminkan
organsasi horizontal pada setiap tingkatan hirarki, dan hubungan erat dengan
prinsip spesialisasi klasik.
a)
Departemntasi Fungsional. Departementasi fungsional dapat dijumpai di setiap
tipe organisasi. fungsi-fungsi utama biasanya adalah produksi, pemasaran dan
keuangan, fungsi-fungsi vital yang memungkinkan perusahaan beroprasi dan
menjaga kelangsungan hudupnya.
b)
Departemantasi Produk. Departemantasi produk merupakan pengelompokan
kegiatan-kegiatan atas dasar perbedaan barang-barang dan atau jasa-jasa menurut
perbedaan-perbedaan cara produksi atau pemrosesan dan atau pemakaian akhir.
c)
Departemtasi Wilayah. Bila organisasi beropraso di wilayah-wilayah yang
tersebar, maka departemtasi atas dasar wilayah akan diperlukan. Tipe
departemantasi wilayah ini sering juga disebut departemtasi lokasi, daerah,
regional atupun geografis.
3.Model Desain Organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme
formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Disain mengandung
unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi,
desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran satuan kerja.
Pada penerapannya, model desain orgranisasi terdiri dari 2 model, yaitu Desain
organisasi Mekanistik dan Desain organisasi orgranik,yaitu :
1.
Desain Organisasi Mekanistik.
a. Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
b. Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
a. Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan.
b. Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa, aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi.
c. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa
sehingga informasi mengalir ke bawah dan cenderung terganggu tidak akurat.
d. Proses interaksi bersifat tertutup dan
terbatas, hanya sedikit pengaruh bawahan atas tujuan dan metode departemental.
e. Proses pengambilan keputusan hanya di tingkat
atas, keputusan Relatif.
f. Proses penyusun tujuan dilakukan di tingkat
puncak original, tanpa mendorong adanya partisipasi kelompok.
g. Proses kendali dipusatkan dan menekankan
upaya memperhalus kesalahan.
2.
Desain Orgranisasi Orgranik.
a. Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang
keyakinan dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan.
b. Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi
melalui metode Partisipasi.
c. Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa
sehingga informasi mengalir secara bebas keseluruh orgranisasi yaitu ke atas ke
bawah dan kesamping.
d. Proses interaksi bersifat terbuka dan
ekstensif, bai atasan ataupun bawahan dapat mempengaruhi tujuan dan metode
partemental.
f. Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya
partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi dan realistis.
g. Proses kendali menyeber ke seluruh
orgranisasi dan menekan pemecahan masalah dan pengendalian diri.
4.Implikasi Manajerial
Desain dan Struktur Organisasi
Dapat menghasilkan struktur atau susunan yang berkualitas didalam suatu
organisasi, karena ada teori yang mengatakan posisi adalah kualitas maka setiap
orang yang menempati posisi yang ia kuasai dalam suatu organisasi akan
menghasilkan kontribusi besar dalam suatu organisasi tersebut. itulah alasan
mengapa diperlukan implikasi manajerial desan dan struktur organisasi.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar