0

“Pengalaman Masa SMA”

Masa SMA adalah masa yang sangat menyenangkan buat saya. Karena banyak kejadian-kejadian dari yang menyenangkan hingga menyedihkan yang dilalui bersama teman-teman sekelas. Berbagai karakter dan sifat-sifat teman saya  ada yang jahil, baik, cupu, ceria, sampai yang suka berantem dikelas pun ada. Suatu ketika proses belajar mengajar berlangsung di kelas, ketika guru sedang menjelaskan materi pada hari itu, salah satu teman saya bernama Parlindungan Sirait biasa teman- teman memanggilnya dengan sebutan Bandot sampai sekarang pun saya masih bingung kenapa dia dipanggil dengan sebutan itu. Dia itu orang yang paling jahil diantara teman-teman yang lainnya, dia membuat keributan di dalam kelas sehingga perhatian anak-anakpun mengarah kepadanya. Guru yang mengajar pada hari itu pun seketika memanggilnya dan menyuruhnya maju kedepan kemudian bertanya kepadanya mengenai kericuhan yang ia buat di dalam kelas. Dengan santainya dia menjawab “saya bosan dengan metode mengajar ibu”, anak-anak langsung terdiam dan ketakutan melihat ekspresi guru tersebut. “Kalau begitu, kamu saja yang mengajar biar saya yang mendengarkan kamu mengajar, saya mau lihat bagaimana metode pengajar kamu” ujar bu Ratna guru pada hari itu dengan nada tinggi.
Sepuluh menit pun berlalu begitu saja tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut si Lindung, mungkin ia merasa karena sudah keterlaluan sehingga ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun. Sontrak membuat saya dan anak-anak di kelas ketika melihat Lindung meminta maaf ke bu Ratna, karena kita tidak pernah menyangka kalau dia akan melakukan hal semulia itu. Karena selama ini yang kita tau bahwa si Lindung itu anaknya keras serta egois jadi wajar saja kalau kita punya pemikran seperti itu. Setelah saling maaf maafan pun berlangsung, bu Ratna langsung bergegas keluar seraya berkata “cukup samapi disini saja ya materi kali ini, karena salah seorang teman kalian telah membuat saya badmood buat ngelanjutin materinya, oke kita lanjut minggu depan, saya tidak mau lai ada kejadian seperti ini karena ulah satu satu kelas jadi rugi” kemudian bu Ratna melangkah menuju pintu dan keluar dari kelas kami. Semua anak-anakpun hanya diam, mungkin ada yang merasa kecewa karena tak memperoleh hak seutuhnya untuk materi yang diajarkan oleh bu Ratna, tapi sedikit juga yang merasa senang karena mungkin ada yang sudah merasa capek bahkan ngantuk, maklum saja mata pelajaran yang diajarkan bu Ratna tepat pada jam terakhr, tepatnya jam 15.00-14.30.
Ditengah-tengah suasana yang sepi itu, akhirnya suasanapun kembali mencair seketika teman saya yang kebtulan  satu meja dengan saya tiba-tiba maju ke depan dan bernyanyi sambil berjoget-joget sontrak saja membuat penghuni kelas tertawa. Semuanya pun bernyanyi mengikuti teman saya tersebut sambil menunggu jam bel berbunyi yang menandakan mata pelajaran berakhir.
           

0 komentar:

Posting Komentar

Back to Top