Masa SMA adalah masa yang sangat
menyenangkan buat saya. Karena banyak kejadian-kejadian dari yang menyenangkan
hingga menyedihkan yang dilalui bersama teman-teman sekelas. Berbagai karakter
dan sifat-sifat teman saya ada yang
jahil, baik, cupu, ceria, sampai yang suka berantem dikelas pun ada. Suatu
ketika proses belajar mengajar berlangsung di kelas, ketika guru sedang
menjelaskan materi pada hari itu, salah satu teman saya bernama Parlindungan
Sirait biasa teman- teman memanggilnya dengan sebutan Bandot sampai sekarang
pun saya masih bingung kenapa dia dipanggil dengan sebutan itu. Dia itu orang
yang paling jahil diantara teman-teman yang lainnya, dia membuat keributan di dalam
kelas sehingga perhatian anak-anakpun mengarah kepadanya. Guru yang mengajar
pada hari itu pun seketika memanggilnya dan menyuruhnya maju kedepan kemudian
bertanya kepadanya mengenai kericuhan yang ia buat di dalam kelas. Dengan
santainya dia menjawab “saya bosan dengan metode mengajar ibu”, anak-anak
langsung terdiam dan ketakutan melihat ekspresi guru tersebut. “Kalau begitu,
kamu saja yang mengajar biar saya yang mendengarkan kamu mengajar, saya mau
lihat bagaimana metode pengajar kamu” ujar bu Ratna guru pada hari itu dengan
nada tinggi.
Sepuluh menit pun berlalu begitu
saja tanpa sepatah kata pun keluar dari mulut si Lindung, mungkin ia merasa
karena sudah keterlaluan sehingga ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.
Sontrak membuat saya dan anak-anak di kelas ketika melihat Lindung meminta maaf
ke bu Ratna, karena kita tidak pernah menyangka kalau dia akan melakukan hal
semulia itu. Karena selama ini yang kita tau bahwa si Lindung itu anaknya keras
serta egois jadi wajar saja kalau kita punya pemikran seperti itu. Setelah
saling maaf maafan pun berlangsung, bu Ratna langsung bergegas keluar seraya
berkata “cukup samapi disini saja ya materi kali ini, karena salah seorang
teman kalian telah membuat saya badmood buat ngelanjutin materinya, oke kita
lanjut minggu depan, saya tidak mau lai ada kejadian seperti ini karena ulah
satu satu kelas jadi rugi” kemudian bu Ratna melangkah menuju pintu dan keluar
dari kelas kami. Semua anak-anakpun hanya diam, mungkin ada yang merasa kecewa
karena tak memperoleh hak seutuhnya untuk materi yang diajarkan oleh bu Ratna,
tapi sedikit juga yang merasa senang karena mungkin ada yang sudah merasa capek
bahkan ngantuk, maklum saja mata pelajaran yang diajarkan bu Ratna tepat pada
jam terakhr, tepatnya jam 15.00-14.30.
Ditengah-tengah suasana yang sepi
itu, akhirnya suasanapun kembali mencair seketika teman saya yang kebtulan satu meja dengan saya tiba-tiba maju ke depan
dan bernyanyi sambil berjoget-joget sontrak saja membuat penghuni kelas
tertawa. Semuanya pun bernyanyi mengikuti teman saya tersebut sambil menunggu
jam bel berbunyi yang menandakan mata pelajaran berakhir.
0 komentar:
Posting Komentar