Penalaran
adalah sistem berfikir manusia dengan menghubungkan data atau fakta yang ada
menjadi suatu simpulan. Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah
suatu proses berpikir yang menghubungkan fakta – fakta untuk memperoleh suatu
kesimpulan yang logis. Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai
fakta – fakta yang polos, tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta – fakta
yang berbentuk pendapat atau kesimpulan.
Penalaran
deduktif merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari sesuatu
proposisi yang sudah ada, menuju kepada suatu proposisi baru yang berbentuk
suatu simpulan. Dalam penalaran deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan
fakta-fakta. Yang perlu baginya adalah suatu proposisi umum dan suatu proposisi
yang mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan suatu
proposisi umum tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penalaran deduktif
merupakan proses penalaran yang bertolak dari peristiwa-peristiwa yang
sifatnya umum menuju pernyataan khusus.
Ada
2 cara dalam penarikan simpulan dalam penalaran deduktif, yaitu penarikan
langsung dan penarikan tidak langsung.
1.
Penarikan simpulan langsung
Penarikan
simpulan langsung diperoleh dari satu premis untuk menghasilkan pernyataan –
pernyataan baru.
Contoh
:
- Semua makhluk hidup akan mati.
- Semua yang akan mati adalah makhluk hidup.
2.
Penarikan simpulan tidak langsung
Penarikan
simpulan tidak langsung memerlukan 2 premis. Premis yang pertama bersifat umum,
sedangkan yang kedua bersifat khusus. Penarikan simpulan tidak langsung
terdapat 2 bagian, yaitu silogisme dan entimem.
1.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penalaran yang menghubungkan dua proposisi (pernyataan)
yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan yang merupakan proposisi
ketiga. Proporsisi merupakan pernyataan yang dapat dinyatakan kebenarannya atau
dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya (keraf, 1982).
Silogisme terdiri atas tiga bagian: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan.
Premis
mayor mengandung term mayor dari silogisme, merupakan generalisasi atau
proposisi yang dianggap benar bagi semua unsur atau anggota kelas tertentu.
Premis minor mengandung term minor atau tengah dari silogisme, berisi proposisi
yang mengidentifikasi atau menunjuk sebuah hasil atau peristiwa khusus sebagai
anggota dari kelas itu.Kesimpulan adalah proposisi yang menyatakan bahwa apa
yang berlaku bagi seluruh kelas akan berlaku pula bagi anggota-anggotanya.
Contoh
:
Premis Umum
|
semua cendikiawan
adalah pemikir.
|
Premis Khusus
|
Josh adalah
cendikiawan.
|
Simpulan
|
Jadi, Josh adalah
pemikir.
|
Ada
hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan silogisme, antara lain:
I.
Sebuah silogisme hanya terdiri dari tiga proposisi: premis mayor, premis minor,
dan kesimpulan.
II.
Jika sebuah silogisme mengandung sebuah premis yang positif dan sebuah premis
negatif (menggunakan kata tidak atau bukan) maka kesimpulannya harus negatif.
Contoh
:
Premis
Umum
|
Guru SD golongan
III tidak perlu mengikuti program DII Guru SD.
|
Premis Khusus
|
Sinichi adalah guru
SD golongan III.
|
Simpulan
|
Karena itu, Sinichi
tidak perlu mengikuti program DII Guru SD.
|
III.
Dari dua buah premis yang negatif tidak dapat ditarik kesimpulan.
Contoh
:
Premis Umum
|
Indonesia bukanlah
negara agama.
|
Premis Khusus
|
Yugi adalah orang
yang tidak memiliki agama
|
Simpulan
|
Jadi, Yugi adalah
orang Indonesia.
|
IV.
Premis mayor yang benar belum tentu menghasilkan kesimpulan yang benar jika
proses penyimpulannya keliru.
Contoh
:
Premis Umum
|
Manusia adalah
makhluk berakal budi.
|
Premis Khusus
|
Ken bodoh.
|
Simpulan
|
Jadi, Ken bukan
manusia.
|
2.
Entimem
Entimem
adalah silogisme yang dipersingkat. Dalam kenyataannya tidak banyak yang
menggunakan bentuk silogisme yang lengkap dalam kehidupan sehari-hari. Demi
kepraktisan, bagian silogisme yang dianggap telah dipahami, dihilangkan (Guinn
dan Mather, 1987; Suparno 2004).
Contoh
:
Premis Umum
|
Semua preman adalah
penindas orang yang sedang kesusahan.
|
Premis Khusus
|
Wario adalah
seorang preman.
|
Simpulan
|
Wario adalah
penindas orang yang sedang kesusahan.
|
Entimem
|
Wario adalah
preman, penindas orang yang sedang kesusahan.
|
Sumber :
http://dhiasitsme.wordpress.com/2012/10/14/penalaran-deduktif/